Alkisah ada seorang laki-laki yang baru saja merasakan yang namanya jatuh cinta. Tak bertemu rindu, telah bertemu tak mau lepas. Itu lah pribahasa yang tepat untuk lelaki ini. Setiap harinya dia melakukan aktifitasnya sebagai mahasiswa diperkuliahan negri di suatu kota. Perasaannya kini tak menentu, terkadang ceria terkadang juga mendung. Ia pun bingung,kerasukan apa yang membuat dia seperti itu. Ketika didalam kelas,dia hanya duduk memandangi papan putih yang tak tercoret, memandangi pintu yang tersentuh banyak orang,dan memikirkan apa yang tak pernah ia pikirkan. Lalu seorang teman satu kelasnya menghampiri untuk menanyakan kabarnya, "kamu kenapa? Lagi ada masalah ya? Kalo kamu ada masalah,cerita aja sama aku". Sontak air matanya pun keluar,lalu diambil selembar tissue lembut tuk mengusap air mata yang entah dari mana datangnya. Lalu temannya yang berniat menghapuskan masalah didalam hatinya,menghampirinya kembali tuk menenangkan air mata yang mentes tiada henti, "kalo kamu punya masalah jangan terlalu dipendam,lepaskan dan ceritakan padaku apabila kamu percaya padaku." Akhirnya lelaki ini melepaskan masalahnya dalam artian agar temannya ini dapat membantunya. "Saat ini aku merasakan yang namanya kenyamanan dari seorang wanita,mungkin hanya karena aku merasa PD ketika ia memberikan senyum dan tawanya untukku,kuanggap harapannya untukku,tetapi itu merupakan kebohongan hatiku." Lalu temannya ini memberikan nasihat kepadanya, "belajarlah menahan hatimu,berlatih tuk bertahan,mencoba tuk setia,segera berikan yang terbaik untuknya,agar diwaktu yang akan datang,ia akan merindukan itu,buatlah niat yang baik agar hasilnya pun baik. Seketika lelaki ini terdiam,air matanya pun berhenti mengalir,dilepaskan tissue yang diambil dari dalam tasnya,lalu ia menepuk pundak temanya dan berkata, "kamu adalah teman yang lebih dari teman,sahabat yang lebih dari sahabt,yang telah memberikan cahaya dalam pikiranku,yang telah membangunkan pelangi dalam hatiku,kini akan kucoba nasihat mu,dan saatnya disini aku akan menemukan arti berjuang dan bertahan,terima kasih teman." Dari saat itulah mereka dekat bagaikan awan dan hujan,dan kini mereka bersahabat bagai kompor dan gas,yang berarti saling membutuhkan.
Komentar
Posting Komentar