Keramaian tengah kota, keheningan rumah menemaniku di atas tempat tidur. Yaps, aku hanya berbaring di kasur, dan di sayangi makanan beserta buah-buahan, tidak lupa air minum juga. Di kamarku terdapat AC yang suhu nya lumayan dingin, tetapi yang ku rasakan hanya aura panas. Kasur ku empuk dan nyaman, tetapi yang ku rasakan badanku pegal linu. "Tok-Tok-Tok" , suara nada dering pintu ku yang lupa ku senyapkan. "Nak, kamu lagi tidur yaa?" , irama melayu sedikit alunan nada jawa dari mamaku. Spontan ku menjawab "Iya ma aku lagi tidur". Mamaku jawab "Tidur kok bisa jawab sih nak? Itu ada temen kamu dibawah". "Iya ma suruh masuk aja kesini". Hanya dalam beberapa menit, kamarku sudah penuh dengan penghuni, sorakan pun menghampiriku, "Eh nyet lu bisa sakit juga ya?" , "Jiaahh sakit...masih lama kan sakitnya?". Daaaaaaaan , "Semoga cepet sembuh yaaa :) , di kelas sepi ga ada kamu :)". Sorakan ini yang aku idolakan, dia lah wanita yang dinginnya seperti es batu, hangatnya seperti minyak telon. "I...iya m....makasih y....ya" jawabku. Dengan heran iya bertanya "Kamu kenapa? kok jadi gagap gitu...hehe". Tersipu malu lah aku. Lalu para komentator pun berkomentar, "Hmmm...Lavanggg" , "Asix, traktir ajaa nanti". Yaaa aku hanya bisa senyum kayak nahan kentut aja. Tak lama kemudian, datang lah pesanan ku, paracetamol, yang ga ada di restaurant murah maupun mahal. "Kamu minum obat dulu yaa,biar demamnya hilang". Pas dia bilang seperti itu, rasanya aku mau mandi di sower sambil nyanyi oplosan. Yaaa riang banget rasanyaa, dan entah kenapa, demam itu makin lama makin surut, hampir ga tersisa. Menurut aku sih obat yang paling manjur itu suara lembutnya.
The End
Komentar
Posting Komentar