Sebuah situasi dimana kita sedang hilang arah, yang membuat kita bingung harus lurus, berbelok, atau mundur ke belakang. Kita tidak bisa mengenali diri kita sepenuhnya, apa yang menjadi tujuan kita, apa yang sedang kita kejar dan apa yang menjadi cita-cita kita. Seakan-akan pikiran ini sedang kemana, tetapi raga menetap dan hidup. Jiwa ini terbang ke antah-berantah, mungkin menyusuri sisi gelap, yang dapat mempengaruhi pikiran. Mulailah bermunculan pikiran untuk mengakhiri permasalahan yang sedang dialami, mungkin dengan berbagai cara yang dapat menghentikannya.
Kita lupa siapa Tuhan kita, lupa dengan Agama kita, lupa dengan aturan dan ketentuannya. Kita tidak sadarkan diri, namun raga tetap berdiri. Sebuah ironi, karena semuanya berbalik dengan sangat cepat, tidak direncanakan... namun terjadi. Ketebalan Iman ini sangat dipertaruhkan. Hanya itu yang dapat menarik kembali pikiran dan jiwa yang sempat terpisah, dan disatukan ke dalam raga yang kosong ini. Kemudian datang kembali cahaya yang berasal dari hati kecil kita, mencoba mengingatkan siapa diri kita, membisikkan siapa saja orang-orang yang ada dibelakang kita, yang akan merasa sedih ketika kita 'kehilangan akal' , dan akan terpukul ketika kita 'kehilangan nyawa'.
Jangan pernah mengikuti pikiran gelap yang secara singkat ingin menjatuhkan dan 'membunuh' jiwa kita. Semua itu hanyalah ilusi, yang menghantui di atas kepala. Ibarat seseorang memukul dengan palu yang cukup keras, yang membuat kita sakit kepala, bahkan berdarah. Yang membuat kita tidak bisa berfikir jernih, bahkan tidak bisa berfikir sama sekali. Yang ada hanyalah 'jalan buntu'. Hal-hal yang menjadi larangan pun, terfikirkan untuk dilakukan.
Tetapi apa yang bisa mencegah semua itu? Hanyalah AGAMA. Agama adalah tiang pendirian seseorang dalam berpegang, agar tidak salah arah. Dalami Ilmu dan kaidah nya, agar mengerti dan memahami serta menerapkannya didalam kehidupan. Kegagalan itu hal biasa, permasalahan itu hal yang pasti ada, depresi dan stress itu hal yang sudah tidak asing lagi. Mungkin sempat terfikir bahwa 'kemana Tuhan? , aku sangat membutuhkanmu, tolong aku'... namun tidak ada jawaban. Tetapi ingat, Tuhan akan mempertahankan sebagian kecil Iman mu didalam hati mu sendiri, agar kita masih bisa menahan hasrat gila yang mencoba 'membunuh diri' mu.
Percayalah, Tuhan akan menjagamu. Cobalah ingat terus Dia, dan mungkin Dia akan ingat padamu. Bertahan dengan kehidupan yang kejam ini bukanlah hal yang mudah, namun bukan juga hal yang sulit. Semua orang dapat melewati semua rintangan dan tantangan di dunia ini, asalkan memiliki pendirian yang kuat. Kuatkan diri dan bangun dengan kokoh pondasi dan pendirian, maka itu yang akan menahanmu, setidaknya membuatmu dapat berfikir logis dan realistis. Berhenti berfantasi, mari berkaca kedepan, dan lihat kebawah. Tidak semua orang seberuntung dirimu, tetapi mereka masih mau bertahan dan melanjutkan kehidupannya hingga memiliki mimpi dan tujuan yang tinggi. Gapailah langit ke-7, apabila jatuh, kau telah berada di langit ke-6, yang berarti kegagalan bukanlah sebuah proses dimana kita kembali ke awal, tetapi kita telah maju satu langkah ke depan, dalam meraih dan mewujudkan tujuan serta cita-cita hidup. Bernafaslah seperti biasa, dan berjalanlah seperti biasa.
Kita lupa siapa Tuhan kita, lupa dengan Agama kita, lupa dengan aturan dan ketentuannya. Kita tidak sadarkan diri, namun raga tetap berdiri. Sebuah ironi, karena semuanya berbalik dengan sangat cepat, tidak direncanakan... namun terjadi. Ketebalan Iman ini sangat dipertaruhkan. Hanya itu yang dapat menarik kembali pikiran dan jiwa yang sempat terpisah, dan disatukan ke dalam raga yang kosong ini. Kemudian datang kembali cahaya yang berasal dari hati kecil kita, mencoba mengingatkan siapa diri kita, membisikkan siapa saja orang-orang yang ada dibelakang kita, yang akan merasa sedih ketika kita 'kehilangan akal' , dan akan terpukul ketika kita 'kehilangan nyawa'.
Jangan pernah mengikuti pikiran gelap yang secara singkat ingin menjatuhkan dan 'membunuh' jiwa kita. Semua itu hanyalah ilusi, yang menghantui di atas kepala. Ibarat seseorang memukul dengan palu yang cukup keras, yang membuat kita sakit kepala, bahkan berdarah. Yang membuat kita tidak bisa berfikir jernih, bahkan tidak bisa berfikir sama sekali. Yang ada hanyalah 'jalan buntu'. Hal-hal yang menjadi larangan pun, terfikirkan untuk dilakukan.
Tetapi apa yang bisa mencegah semua itu? Hanyalah AGAMA. Agama adalah tiang pendirian seseorang dalam berpegang, agar tidak salah arah. Dalami Ilmu dan kaidah nya, agar mengerti dan memahami serta menerapkannya didalam kehidupan. Kegagalan itu hal biasa, permasalahan itu hal yang pasti ada, depresi dan stress itu hal yang sudah tidak asing lagi. Mungkin sempat terfikir bahwa 'kemana Tuhan? , aku sangat membutuhkanmu, tolong aku'... namun tidak ada jawaban. Tetapi ingat, Tuhan akan mempertahankan sebagian kecil Iman mu didalam hati mu sendiri, agar kita masih bisa menahan hasrat gila yang mencoba 'membunuh diri' mu.
Percayalah, Tuhan akan menjagamu. Cobalah ingat terus Dia, dan mungkin Dia akan ingat padamu. Bertahan dengan kehidupan yang kejam ini bukanlah hal yang mudah, namun bukan juga hal yang sulit. Semua orang dapat melewati semua rintangan dan tantangan di dunia ini, asalkan memiliki pendirian yang kuat. Kuatkan diri dan bangun dengan kokoh pondasi dan pendirian, maka itu yang akan menahanmu, setidaknya membuatmu dapat berfikir logis dan realistis. Berhenti berfantasi, mari berkaca kedepan, dan lihat kebawah. Tidak semua orang seberuntung dirimu, tetapi mereka masih mau bertahan dan melanjutkan kehidupannya hingga memiliki mimpi dan tujuan yang tinggi. Gapailah langit ke-7, apabila jatuh, kau telah berada di langit ke-6, yang berarti kegagalan bukanlah sebuah proses dimana kita kembali ke awal, tetapi kita telah maju satu langkah ke depan, dalam meraih dan mewujudkan tujuan serta cita-cita hidup. Bernafaslah seperti biasa, dan berjalanlah seperti biasa.
Komentar
Posting Komentar